Ringkasan
Eksekutif
Diskusi
MENDIRIKAN INDONESIA:
Refleksi dan Revisi atas Sumpah Pemuda 1928
"Tak
mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal
kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak
pernah berbuat sesuatu kebajikan untuknya.”
-Pramoedya-
Latar belakang
Indonesia adalah Sebuah Kata yang mungkin saja
dimaknai secara berbeda oleh para pembacanya. Pada dekade akhir Tahun 20-an,
sejumlah Pemuda yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, Wilayah, dan
Kepentingan, dengan sukarela mempersatukan diri dalam satu Identitas tunggal
melalui sebuah Ikrar yang kini kita sebut sebagai Sumpah Pemuda, yang berbunyi,
"Kami
…. berbangsa satu,
bangsa Indonesia, bertanah air satu, tanah air Indonesia, menjunjung tinggi
bahasa persatuan, Bahasa Indonesia."
Ketika Mendengar atau Membaca Ikrar tersebut, fikiran
kita dengan mudah akan terusik, Apakah yang dimaksud dengan Istilah Indonesia
oleh para Pemuda itu sama dengan Istilah Indonesia seperti yang Kita Maksud?
apakah Indonesia Mereka Sama dengan Istilah Indonesia Seperti pemaknaan para
pemegang kekuasaan sekarang? Dan, apakah istilah itu sama dengan interpretasi
akan kata Indonesia dari manusia-manusia yang kita sebut sebagai Bandit
Kemanusiaan, Penjahat Peradaban, dan Pemerkosa Keadilan yang sering kita caci?
Terlebih-lebih, di atas itu semua, bisa kita ajukan pertanyaan pamungkas,
“Sebenarnya, Apakah makna dari Kata Indonesia itu sendiri? Dan Apakah Makna
Indonesia Itu Tunggal? Lalu, ketika Makna Indonesia itu Tunggal, Siapakah yang
mempunyai Kewenangan untuk Memaknainya?”
Pertanyaan-pertanyaan di atas terlihat janggal, tapi
sebenarnya penting untuk ditanyakan. Karena, Sebelum pertanyaan itu menemukan
Jawaban yang cocok, Kita tidak akan bisa melangkah lebih jauh lagi. Sebelum
kita mengenal apa itu Indonesia, kita tidak akan mampu untuk mencitainya, dan
akibatnya, kebajikan-kebajikan yang kita coba lakukan atas nama Indonesia, bisa
saja salah sasaran.
Berdasarkan pemikiran itulah, Kami, Komunitas Wayang
Beber Metropolitan, salah satu Komunitas Pemuda yang mempunyai fokus perhatian
pada pengembangan budaya tradisi, terutama tradisi Wayang Beber, bermaksud
menyelenggarakan sebuah Diskusi. Diskusi ini akan mengangkat satu tema yang
kami anggap penting, tapi jarang terangkat, yaitu, lewat diskusi ini, kami
ingin mengajak para peserta, secara bersama-sama merefleksikan semangat dan
Jiwa Sumpah Pemuda 1928, untuk kemudian kita aplikasikan dalam Diri kita
(Mikrokosmos) dan Lingkungan kita, entah itu dalam Lingkup Keluarga, maupun
lingkup Berbangsa dan Bernegara (Makrokosmos).
Pemilihan Momen Sumpah Pemuda sebagai landasan awal
dari diskusi ini sendiri, tidak terlepas dari sejarah Pemikiran dan Sejarah
Terbentuknya Indonesia (Dalam Artian Bangsa dan Negara). Dari literatur
sejarah, dapat kita ketahui bahwa Sumpah Pemuda merupakan Tonggak awal dari
Persatuan bangsa, sekaligus modal awal menuju kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan
inilah yang kemudian disebut oleh Soekarno sebagai jembatan Emas, yang di
dalamnya, Jiwa-Jiwa Rakyat indonesia yang belum Merdeka, akan Dimerdekakan
melalui Proses Revolutif dan Evolutif secara Berkelanjutan.
Proses Memerdekakan ini, dalam Artian Memerdekakan
dalam Kemerdekaan Indonesia, tidak akan bisa dilakukan ketika Kita belum mendapat
pemahaman komprehensif mengenai makna INDONESIA, Seperti yang termaktub dalam
Pertanyaan-Pertanyaan di atas. Pemahaman terhadap istilah Indonesia ini sangat
kita perlukan sebelum kita beranjak pada pertanyaan-pertanyaan lain yang
terkait dengan Proses Memerdekakan ini, seperti, Apa Cita-Cita Kita ketika Kita
memutuskan untuk Berbangsa secara Satu? Siapa Yang berhak merumuskan Cita-Cita
itu? Apa Modal kita untuk bisa menggapai Cita-Cita itu? dan Bagaimana Cara Kita
untuk Mengelola Modal itu, dan bagaimana cara kita Mencapai Cita-cita itu?
Dan, apakah Kita sudah memperoleh Jawaban dari
pertanyaan-Pertanyaan itu? Lewat diskusi inilah, kita akan mencari jawaban itu
bersama-sama.
Waktu Pelaksanaan
Diskusi
ini akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal :
Minggu, 21 Oktober 2012;
Pukul :
16.00 WIB s.d Selesai;
Tempat :
Newseum Café;
Tujuan
Tujuan
dari Diskusi ini adalah:
1. Mengenalkan
Kembali Visi Keindonesiaan yang digagas dalam Sumpah Pemuda 1928; (Refleksi dan
Revisi);
2. Mendorong
dan menjadi Katalis dari proses Internaliasi Jiwa Keindonesiaan;
(Men-DIRI-kan);
Tajuk
“Mendirikan Indonesia”
Refleksi dan Revisi atas Sumpah Pemuda 1928
Kata mendirikan mempunyai Makna Ganda. Pertama, kata
ini bisa dimakna sebagai sistem Kerja untuk Menegakkan Sesuatu yang sebelumnya
belum tegak, Belum ada; Kedua, Kata ini juga mempunyai Makna berupa proses
membuat sesuatu yang sebelumnya Duduk atau Terduduk, Tidur atau Ditidurkan,
Tidak sadar atau Ditidaksadarkan, untuk kembali Berdiri, kemudian Bergerak
lebih Aktiv lagi; Ketiga, Kata Mendirikan juga dapat dimaknai Sebagai
Men-DIRI-kan atau Membuat Jiwa INDONESIA tertanam dalam Diri. Dalam bahasa yang
lebih Kompleks, kata Men-diri-kan Indonesia dalam pemaknaan ini bisa disebut
juga dengan istilah Internalisasi Jiwa Keindonesiaan dalam Diri masing-masing
dari kita;
Refleksi Bermakna Cerminan, sedangkan Revisi berarti
Kembali ke Visi atau ke Pandangan awal; Jadi, dalam hal ini, bisa dimaknai
bahwa Refleksi dan Revisi atas Sumpah Pemuda 1928 adalah, Kita, Melalui Diskusi
ini, ingin Menghadirkan kembali Jiwa dan Semangat Sumpah Pemuda tahun 1928
sebagai cerminan untuk Berkaca Bersama-sama mengenai rencana fikir dan rencana
aksi kita untuk Diri dan untuk Indonesia kedepannya; Revisi di sini berarti
bahwa Melalui Diskusi ini, Kita Ingin Mengembalikan Visi murni atau pandangan
yang dibawa oleh Pemuda-pemuda pencetus Ikrar Sumpah pemuda tersebut kehadapan
kita, untuk kita renungkan, dan untuk kita contoh bersama-sama.
Jadi, Mendirikan Indonesia: Refleksi dan Revisi atas
Sumpah Pemuda 1928, merupakan Sebuah Sistem menyeluruh dimana dalam Proses
“Mendirikan” yang mempunyai beragam Makna seperti tersebut di atas,
dilaksanakan atau didasarkan kepada Hasil Refleksi dan Revisi atas Jiwa dan
Semangat Sumpah pemuda 1928.
Pembicara
1. Ahmad Yunus;
(Penulis Buku Meraba Indonesia dan INDONESIA:
Mencintaimu dengan Sederhana);
2. Indonesia Mengajar;
(Hikmat Hardono, Chief Excecutive Indonesia Mengajar; https://indonesiamengajar.org/tim-im/hikmat-hardono; Atau Pengajar
Muda yang Sudah Purna Tugas);
3. Taufik Rahzen atau Mohammad Sobary atau Yudi
Latief;
(Budayawan dan Intelektual Kebangsaan);
Term of Refference
Ahmad Yunus, lewat pengalamannya dalam Menjelajah
Indonesia, akan memaparkan mengenai Makna Indonesia Menurut Perspektif Beliau.
Ia juga akan berbagi pemahaman mengenai Bagaimana Kondisi Riil Kawasan-Kawasan
Indonesia yang pernah ia Jamah, Bagaimana Penduduknya, Bagaimana Sumber Daya
Alamnya, Bagaimana Budaya Mereka, dan bagaimana Mereka Memandang Diri Mereka
Sebagai bagian Dari Indonesia; Lalu, Ahmad Yunus juga akan Berbagi Pandangan
mengenai, Apa yang ia Rasakan Setelah Ia Mengenal Indonesia dari jakat yang
sangat Dekat.
Indonesia Mengajar akan memaparkan Bakti Riil Mereka
Terhadap Pertiwi; Mereka Juga akan Berbagi Pemahaman mengenai janji
Kemerdekaan, terutama Janji “Mencerdaskan kehidupan Berbangsa” yang menjadi
inspirasi dasar dari langkah mereka untuk menginjakkan kaki di Bumi-Bumi
Indonesia yang Kurang Terjamah oleh Kuasa Indonesia, untuk memberikan
Pengajaran;
Taufik rahzen, Kang Sobary, Atau Yudi latief, Secara
Lebih Komprehensif akan berbagi pemahaman mengenai makna Indonesia, Siapa itu
indonesia, Apa Cita-Cita Indonesia, Kemana Indonesia akan melangkah, Bagaimana
cara Menuju Ke Cita-Cita itu;
Alur Tekhnis Acara
Secara Tekhnis, Acara Diskusi ini akan didahului
dengan Pagelaran Wayang Beber Kontemporer yang mengambil Tema mengenai
Revivalisasi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia.
Setelah Pagelaran Wayang selesai, akan ada jeda waktu bagi
peserta diskusi untuk menikmati Makan Malam dan Melakukan Ibadah Sholat Maghrib.
Di sela-sela waktu jeda ini, akan diputar beberapa musik etnik;
Waktu Jeda selesai, Acara Diskusi dimulai dengan
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya bersama-sama. Lalu, MC Akan memberikan waktu
kepada beberapa pihak yang terkait, untuk memberikan sambutan sekaligus
kata-kata pembukaan;
Selesai Sambutan, akan diputar Video berdurasi pendek
mengenai Sumpah Pemuda. Setelah itu, MC akan menyerahkan Acara Kepada
Moderator.
Moderator Membuka Diskusi dengan Penjelasan singkat
mengenai Tema Diskusi, Tujuan Diskusi serta Memperkenalkan Para Pembicara. Diskusi
Dimulai, Ketika Jeda antar Pembicara, Moderator menyampaikan pointer terkait
Bahasan dari Pembicara yang baru selesai menyampaikan Paparannya;
Setelah semua Pembicara selesai dengan Paparannya,
Moderator akan memberikan kesempatan kepada peserta Diskusi untuk Menyampaikan
Tanggapan, Pendapat ataupun pertanyaan kepada Pembicara, Lalu Moderator Memberikan
Waktu kepada Pembicara untuk Memberikan Jawaban atau Tanggapan.
Diskusi Selesai, Moderator Menyimpulkan hasil-hasil
Diskusi dan menyerahkan Acara kepada MC. MC menutup Acara, setelah itu
bersama-sama menyanyikan Lagu Satu Nusa Satu Bangsa sebagai pengganti Ikrar
Sumpah Pemuda;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar