Senin, 07 Juli 2014

MENDIRIKAN INDONESIA: Refleksi dan Revisi atas Sumpah Pemuda 1928

Ringkasan Eksekutif
Diskusi
MENDIRIKAN INDONESIA:
Refleksi dan Revisi atas Sumpah Pemuda 1928


"Tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan untuknya.”
-Pramoedya-


Latar belakang

Indonesia adalah Sebuah Kata yang mungkin saja dimaknai secara berbeda oleh para pembacanya. Pada dekade akhir Tahun 20-an, sejumlah Pemuda yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, Wilayah, dan Kepentingan, dengan sukarela mempersatukan diri dalam satu Identitas tunggal melalui sebuah Ikrar yang kini kita sebut sebagai Sumpah Pemuda, yang berbunyi, "Kami …. berbangsa satu, bangsa Indonesia, bertanah air satu, tanah air Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia."
Ketika Mendengar atau Membaca Ikrar tersebut, fikiran kita dengan mudah akan terusik, Apakah yang dimaksud dengan Istilah Indonesia oleh para Pemuda itu sama dengan Istilah Indonesia seperti yang Kita Maksud? apakah Indonesia Mereka Sama dengan Istilah Indonesia Seperti pemaknaan para pemegang kekuasaan sekarang? Dan, apakah istilah itu sama dengan interpretasi akan kata Indonesia dari manusia-manusia yang kita sebut sebagai Bandit Kemanusiaan, Penjahat Peradaban, dan Pemerkosa Keadilan yang sering kita caci? Terlebih-lebih, di atas itu semua, bisa kita ajukan pertanyaan pamungkas, “Sebenarnya, Apakah makna dari Kata Indonesia itu sendiri? Dan Apakah Makna Indonesia Itu Tunggal? Lalu, ketika Makna Indonesia itu Tunggal, Siapakah yang mempunyai Kewenangan untuk Memaknainya?”
Pertanyaan-pertanyaan di atas terlihat janggal, tapi sebenarnya penting untuk ditanyakan. Karena, Sebelum pertanyaan itu menemukan Jawaban yang cocok, Kita tidak akan bisa melangkah lebih jauh lagi. Sebelum kita mengenal apa itu Indonesia, kita tidak akan mampu untuk mencitainya, dan akibatnya, kebajikan-kebajikan yang kita coba lakukan atas nama Indonesia, bisa saja salah sasaran.
Berdasarkan pemikiran itulah, Kami, Komunitas Wayang Beber Metropolitan, salah satu Komunitas Pemuda yang mempunyai fokus perhatian pada pengembangan budaya tradisi, terutama tradisi Wayang Beber, bermaksud menyelenggarakan sebuah Diskusi. Diskusi ini akan mengangkat satu tema yang kami anggap penting, tapi jarang terangkat, yaitu, lewat diskusi ini, kami ingin mengajak para peserta, secara bersama-sama merefleksikan semangat dan Jiwa Sumpah Pemuda 1928, untuk kemudian kita aplikasikan dalam Diri kita (Mikrokosmos) dan Lingkungan kita, entah itu dalam Lingkup Keluarga, maupun lingkup Berbangsa dan Bernegara (Makrokosmos).
Pemilihan Momen Sumpah Pemuda sebagai landasan awal dari diskusi ini sendiri, tidak terlepas dari sejarah Pemikiran dan Sejarah Terbentuknya Indonesia (Dalam Artian Bangsa dan Negara). Dari literatur sejarah, dapat kita ketahui bahwa Sumpah Pemuda merupakan Tonggak awal dari Persatuan bangsa, sekaligus modal awal menuju kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan inilah yang kemudian disebut oleh Soekarno sebagai jembatan Emas, yang di dalamnya, Jiwa-Jiwa Rakyat indonesia yang belum Merdeka, akan Dimerdekakan melalui Proses Revolutif dan Evolutif secara Berkelanjutan.
Proses Memerdekakan ini, dalam Artian Memerdekakan dalam Kemerdekaan Indonesia, tidak akan bisa dilakukan ketika Kita belum mendapat pemahaman komprehensif mengenai makna INDONESIA, Seperti yang termaktub dalam Pertanyaan-Pertanyaan di atas. Pemahaman terhadap istilah Indonesia ini sangat kita perlukan sebelum kita beranjak pada pertanyaan-pertanyaan lain yang terkait dengan Proses Memerdekakan ini, seperti, Apa Cita-Cita Kita ketika Kita memutuskan untuk Berbangsa secara Satu? Siapa Yang berhak merumuskan Cita-Cita itu? Apa Modal kita untuk bisa menggapai Cita-Cita itu? dan Bagaimana Cara Kita untuk Mengelola Modal itu, dan bagaimana cara kita Mencapai Cita-cita itu?
Dan, apakah Kita sudah memperoleh Jawaban dari pertanyaan-Pertanyaan itu? Lewat diskusi inilah, kita akan mencari jawaban itu bersama-sama.

Waktu Pelaksanaan
Diskusi ini akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal     : Minggu, 21 Oktober 2012;
Pukul                : 16.00 WIB s.d Selesai;
Tempat             : Newseum CafĂ©;    



Tujuan
Tujuan dari Diskusi ini adalah:

1.   Mengenalkan Kembali Visi Keindonesiaan yang digagas dalam Sumpah Pemuda 1928; (Refleksi dan Revisi);
2.   Mendorong dan menjadi Katalis dari proses Internaliasi Jiwa Keindonesiaan; (Men-DIRI-kan);

Tajuk
“Mendirikan Indonesia”
Refleksi dan Revisi atas Sumpah Pemuda 1928

Kata mendirikan mempunyai Makna Ganda. Pertama, kata ini bisa dimakna sebagai sistem Kerja untuk Menegakkan Sesuatu yang sebelumnya belum tegak, Belum ada; Kedua, Kata ini juga mempunyai Makna berupa proses membuat sesuatu yang sebelumnya Duduk atau Terduduk, Tidur atau Ditidurkan, Tidak sadar atau Ditidaksadarkan, untuk kembali Berdiri, kemudian Bergerak lebih Aktiv lagi; Ketiga, Kata Mendirikan juga dapat dimaknai Sebagai Men-DIRI-kan atau Membuat Jiwa INDONESIA tertanam dalam Diri. Dalam bahasa yang lebih Kompleks, kata Men-diri-kan Indonesia dalam pemaknaan ini bisa disebut juga dengan istilah Internalisasi Jiwa Keindonesiaan dalam Diri masing-masing dari kita;
Refleksi Bermakna Cerminan, sedangkan Revisi berarti Kembali ke Visi atau ke Pandangan awal; Jadi, dalam hal ini, bisa dimaknai bahwa Refleksi dan Revisi atas Sumpah Pemuda 1928 adalah, Kita, Melalui Diskusi ini, ingin Menghadirkan kembali Jiwa dan Semangat Sumpah Pemuda tahun 1928 sebagai cerminan untuk Berkaca Bersama-sama mengenai rencana fikir dan rencana aksi kita untuk Diri dan untuk Indonesia kedepannya; Revisi di sini berarti bahwa Melalui Diskusi ini, Kita Ingin Mengembalikan Visi murni atau pandangan yang dibawa oleh Pemuda-pemuda pencetus Ikrar Sumpah pemuda tersebut kehadapan kita, untuk kita renungkan, dan untuk kita contoh bersama-sama.
Jadi, Mendirikan Indonesia: Refleksi dan Revisi atas Sumpah Pemuda 1928, merupakan Sebuah Sistem menyeluruh dimana dalam Proses “Mendirikan” yang mempunyai beragam Makna seperti tersebut di atas, dilaksanakan atau didasarkan kepada Hasil Refleksi dan Revisi atas Jiwa dan Semangat Sumpah pemuda 1928.    

Pembicara
1.  Ahmad Yunus;
(Penulis Buku Meraba Indonesia dan INDONESIA: Mencintaimu dengan Sederhana);
2.  Indonesia Mengajar;
(Hikmat Hardono, Chief Excecutive Indonesia Mengajar; https://indonesiamengajar.org/tim-im/hikmat-hardono; Atau Pengajar Muda yang Sudah Purna Tugas);
3.  Taufik Rahzen atau Mohammad Sobary atau Yudi Latief;  
(Budayawan dan Intelektual Kebangsaan);

Term of Refference
Ahmad Yunus, lewat pengalamannya dalam Menjelajah Indonesia, akan memaparkan mengenai Makna Indonesia Menurut Perspektif Beliau. Ia juga akan berbagi pemahaman mengenai Bagaimana Kondisi Riil Kawasan-Kawasan Indonesia yang pernah ia Jamah, Bagaimana Penduduknya, Bagaimana Sumber Daya Alamnya, Bagaimana Budaya Mereka, dan bagaimana Mereka Memandang Diri Mereka Sebagai bagian Dari Indonesia; Lalu, Ahmad Yunus juga akan Berbagi Pandangan mengenai, Apa yang ia Rasakan Setelah Ia Mengenal Indonesia dari jakat yang sangat Dekat.

Indonesia Mengajar akan memaparkan Bakti Riil Mereka Terhadap Pertiwi; Mereka Juga akan Berbagi Pemahaman mengenai janji Kemerdekaan, terutama Janji “Mencerdaskan kehidupan Berbangsa” yang menjadi inspirasi dasar dari langkah mereka untuk menginjakkan kaki di Bumi-Bumi Indonesia yang Kurang Terjamah oleh Kuasa Indonesia, untuk memberikan Pengajaran;

Taufik rahzen, Kang Sobary, Atau Yudi latief, Secara Lebih Komprehensif akan berbagi pemahaman mengenai makna Indonesia, Siapa itu indonesia, Apa Cita-Cita Indonesia, Kemana Indonesia akan melangkah, Bagaimana cara Menuju Ke Cita-Cita itu;

Alur Tekhnis Acara
Secara Tekhnis, Acara Diskusi ini akan didahului dengan Pagelaran Wayang Beber Kontemporer yang mengambil Tema mengenai Revivalisasi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia.
Setelah Pagelaran Wayang selesai, akan ada jeda waktu bagi peserta diskusi untuk menikmati Makan Malam dan Melakukan Ibadah Sholat Maghrib. Di sela-sela waktu jeda ini, akan diputar beberapa musik etnik;
Waktu Jeda selesai, Acara Diskusi dimulai dengan Menyanyikan Lagu Indonesia Raya bersama-sama. Lalu, MC Akan memberikan waktu kepada beberapa pihak yang terkait, untuk memberikan sambutan sekaligus kata-kata pembukaan;
Selesai Sambutan, akan diputar Video berdurasi pendek mengenai Sumpah Pemuda. Setelah itu, MC akan menyerahkan Acara Kepada Moderator.
Moderator Membuka Diskusi dengan Penjelasan singkat mengenai Tema Diskusi, Tujuan Diskusi serta Memperkenalkan Para Pembicara. Diskusi Dimulai, Ketika Jeda antar Pembicara, Moderator menyampaikan pointer terkait Bahasan dari Pembicara yang baru selesai menyampaikan Paparannya;
Setelah semua Pembicara selesai dengan Paparannya, Moderator akan memberikan kesempatan kepada peserta Diskusi untuk Menyampaikan Tanggapan, Pendapat ataupun pertanyaan kepada Pembicara, Lalu Moderator Memberikan Waktu kepada Pembicara untuk Memberikan Jawaban atau Tanggapan.

Diskusi Selesai, Moderator Menyimpulkan hasil-hasil Diskusi dan menyerahkan Acara kepada MC. MC menutup Acara, setelah itu bersama-sama menyanyikan Lagu Satu Nusa Satu Bangsa sebagai pengganti Ikrar Sumpah Pemuda;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar